Anak sebuah kata yang sangat mudah untuk diingat dan mungkin dilupakan oleh setiap orang yang menyebutnya. Setiap orang pasti memiliki penilaian dan sikap yang harus diambil untuk mahluk yang bernama anak ini. Bahkan banyak para ahli yang membuat banyak teori tentang anak.
Bagaimana dengan anda?, pernahkah anda memikirkan apa dan mengapa anak?. pernahkah anda mendengar atau membaca ungkapan seorang ahli pendidikan yang mengatakan bahwa “Jika anakmu yang kini sudah dewasa dapat kembali menjadi anak-anak, maka kamu akan berupaya mati-matian untuk mendewasakan anak itu sebenarnya?. Maka, apakah kita hanya membesarkan anak atau membesarkan dan mendewasakannya?
Kemudian, mengenai fenomena “menelantarkan anak”, jika kita perhatikan ternyata memiliki banyak bentuk yang dapat kita temukan di berbagai lingkungan, dimulai dari rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Dari rumah, kita bisa perhatikan berapa banyak anak yang sedang menanti begitu lama hadirnya sebuah perhatian yang hakiki dari orang tua’ ayah, ibu atau orang yang diangap mampu membeikan kasih sayang, pendidikan. Mereka, hampir setiap saat dibesarkan dengan hadiah, uang, peralatan elektronik yang secara total diberikan tanpa ada alasan maupun arahan untuk apa itu diberikan. Ketika seorang anak minta digendong ayahnya berkata, “awas, ayah masih capek, sana main game…!”. Padahal, mereka sudah main “games” dari pagihari hingga pulang sekolah.
Pernahkah anda menyimak tayangan film yang cukup menggugah tentang sebuah pemeliharaan berjudul “Danny the Dog”?. Film ini menunjukan situasi dan kondisi pemeliharaan dengan media yang berbeda. Tetapi, jika kita perhatikan adakah kesamaan pola pendidikan kita dengan bentuk pemeliharaan anak dalam film itu?
Anak dilahirkan dengan media jasmani dan rohani yang harus kita isi, maka…..